Jika sebuah gelas yang penuh berisi air kita tumpahkan, apakah yang terjadi pada gelas tersebut? Apakah gelas menjadi kosong? Ternyata tidak.
Yang terjadi hanya berganti partikel saja. Awalnya gelas itu berisi partikel air, kini gelas itu berisi partikel udara. Karena udara juga benda, hanya saja berwujud gas dan tidak tampak oleh mata. Boleh jadi ada milyaran partikel udara di gelas itu sekarang.
Lalu bagaimana jika percobaan ini dilakukan pada ruang hampa? Apabila air ditumpahkan dari gelas, apa yang mengisi gelas itu kemudian?
Meski di ruang hampa udara, ternyata gelas itu kini masih berisi udara juga. Karena kenyataannya manusia sampai saat ini belum mampu membuat ruang yang benar-benar hampa.
Prof. Yohanes Surya mengatakan bahwa ruang hampa yang paling hampa yang berhasil dibuat oleh manusia masih mengandung 10 juta partikel udara dalam setiap liternya.
Jadi dalam ruang hampa sekalipun sebuah gelas kosong ternyata tidak kosong, sekurangnya masih berisi 2,5 juta partikel udara!
Gelas itu ibarat waktu yang kita miliki. Jika waktu tidak kita isi dengan perbuatan yang bermanfaat, apakah bisa kita sebut sebagai waktu kosong? Ternyata tidak.
Al-Imam As-Syafi’i telah mengungkap fenomena ini dengan perkataan beliau,
إن لم تشغل نفسك بالحق شغلك الباطل
“Jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebenaran maka engkau sedang disibukkan dengan kebatilan.”
Secara hakiki tak ada seorang manusia pun yang memiliki waktu kosong. Selama 24 jam sehari waktunya pasti penuh. Sebagiannya penuh dengan kebaikan, dan sebagiannya lagi penuh dengan kebatilan. Kembali pada orangnya masing-masing.
Demikianlah persamaan antara waktu kosong dengan gelas kosong. Jika air pergi, maka udara yang datang!
Jika kita tidak berusaha mengisinya dengan hal bermanfaat, maka secara otomatis ia akan diisi oleh hal yang sia-sia. Bahkan saat seseorang sedang tidak melakukan apapun, sebenarnya ia telah berbuat zalim.
Kezalimannya adalah karena ia sedang membuang-buang waktunya begitu saja. Orang barat berkata,
You can buy clock, but not time.
(Anda mungkin dapat membeli sebuah jam, namun Anda tak akan mampu membeli waktu)
Oleh karena itu, mari perbaiki cara pandang kita dalam mengartikan tentang waktu kosong. Sesungguhnya setiap waktu yang kita miliki sedang menunggu kita untuk mengisinya, dan tak ada pilihan sama sekali untuk mengosongkannya.
Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!